Laporan Praktikum Genetika
Acara 1
Mengenal Tipe Keragaman (Variasi)
Disusun Oleh :
Kurnia Andry S.
E1J011029
Shift 1. Senin (10.00-11.40)
Kelompok 1
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
BAB I
Pendahuluan
1.1 Dasar Teori
Di dalam kehidupan di bumi ini terdapat banyak kehidupan.
Kehidupan ini ada karena di dalamnya terdapat banyak suatu kelompok yang
beraneka ragam yang dinamakan makhluk hidup. Makhluk hidup adalah suatu
kelompok yang saling berorganisasi dan saling memiliki ketergantungan
satu sama lain baik yang sejenis maupun berbeda jenis sehingga saling
membutuhkan satu sama lain. Namun, setiap makhluk hidup memiliki keanekaragaman
walaupun dalam kelompok yang sejenis. Contohnya, bila anda memperhatikan
teman-teman sekelas anda, dapat dipastikan tidak ada seorangpun yang persis
sama dengan anda, baik dari penampilan wajah maupun sifat lainnya.
Contoh yang lain juga dapat kita temui di alam sekitar kita.
Di dalam satu jenis tumbuhan tumbuhan yang sama, misalnya tanaman mangga, kita
akan menjumpai bentuk buah yang berbeda-beda, demikian juga rasa dan aromanya.
Semua contoh diatas menunjukkan bahwa dalam organism hidup
dijumpai berbagai macam tipe keragaman. Dengan adanya keanekaragaman inilah
yang selanjutnya dikenal dengan istilah “variasi”. Genetika adalah ilmu
yangmempelajari apakah keragaman jenis suatu organism diwariskan atau tidak dan
mempelajari apa yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman/variasi.
Menurut tolok ukurnya variasi dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :
·
Variasi yang bersifat kuantitatif,
yaitu variasi yang dapat dilihat bentuknya secara deret matematis (kontinum)
dan ditentukan oleh banyak gen (poligeni). Contohnya : tinggi, berat, dan
jumlah.
·
Variasi yang bersifat kualitatif,
yaitu variasi yang sifatnya diskontinum (tidak bersambung menurut deret
matematis) dan ditentukan oleh satu gen (monogeni). Contohnya : warna kulit,
golongan darah, dan sebagainya.
Variasi
juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya variasi yaitu :
·
Variasi genetic adalah variasi yang
dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan
secara turun-temurun dari satu sel ke sel yang lain.
·
Variasi non genetic (variasi
lingkungan) adalah variasi yang ditentukan oleh factor lingkungan yang ada di
sekitarnya dan tidak diwariskan ke keturunannya.
(Penuntun
Genetika, 2007).
Berdasarkan penyebabnya, variasi dalam sistem biologi dibagi
dua yaitu Variasi Genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh factor
keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari
satu sel ke sel yang lain. Jika gen berubah, maka sifat-sifat pun akan berubah.
Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotif. Ini dikenal
sebagai pembawa. (Syamsuri, 2002). Variasi non genetik atau variasi
lingkungan yaitu yang ditentukan oleh factor lingkungan seperti intensitas
cahaya, kelembaban, pH tanah, dll. Keadaan factor-faktor lingkungannya sama
dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda.
Pengetahuan yang memadai tentang komposisi lingkungan akan menentukan genotif
yang sesuai untuk kondisis tertentu. (Welsh, 1991).
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah
mengamati dan mengenal tipe-tipe keragaman pada tanaman.
BAB II
Bahan dan Metode Praktikum
3.1 Bahan dan
Alat
·
Biji
serealia (padi, jagung, sorgum)
·
Biji
kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau, kacang tanah)
·
Bunga
(puring-puringan, talas)
·
Alat
ukur
·
Kaca
pembesar
3.2 Cara Kerja
1.
Amati
biji-bijian yang tersedia dan bunga yang anda bawa.
2.
Cari
dan dapatkan paling sedikit tiga cirri yang berbeda untuk suatu sifat/karakter
yang anda temukan.
3.
Catat
dalam bentuk tabel keragaman yang anda temukan dan digamabar.
BAB III
Hasil Pengamatan
1.
Tabel Keragaman Biji Padi
Padi
Gogo
|
Padi
Sawah
|
Padi
Burung
|
|
Ukuran
|
1 cm/Kecil
|
Besar
|
Kecil
|
Bentuk
|
Lonjong
|
Panjang
|
Panjang, membulat, gemuk
|
Warna
|
Coklat
|
Coklat
|
Kuning
Pucat
|
Warna
hilum
|
Putih
|
Putih
|
Kuning
|
Bentuk
hilum
|
Lonjong
|
Lonjong
|
Kecil
|
Padi
Gogo
|
Padi
Sawah
|
Padi
Burung
|
2.
Tabel Keragaman Biji Jagung
Varietas
Lokal
|
Pop Corn
|
Jagung
Manis
|
|
Warna
biji
|
Kuning terang
|
Kuning pucat
|
Kuning
|
Ukuran
biji
|
0.5 cm
|
Sedang
|
Sedang, 1 cm
|
Bentuk
hilum
|
Bulat
|
Lonjong
|
Bulat gemuk
|
Warna
hilum
|
Putih
|
Putih
|
Kuning
|
Varietas
Lokal
|
Pop Corn
|
Jagung
Manis
|
3.
Tabel Keragaman Biji Sorghum
Mandau
|
Upca-S1
|
IC5V
88-8-1-2
|
|
Warna
|
Coklat muda
|
Putih
|
Cream
|
Bentuk
|
Bulat
|
Bulat
|
Bulat
|
Ukuran
|
Kecil
|
Kecil
|
Kecil
|
Mandau
|
Upca-S1
|
IC5V
88-8-1-2
|
4.
Tabel Keragaman Biji Kedelai
Kipas
Putih
|
Cikuray
|
Import
|
UNIB-4
|
Tanggamus
|
|
Warna
biji
|
Cream
|
Hitam
|
Abu-abu
|
Kuning pucat
|
Cream
|
Ukuran
biji
|
0.05 cm
|
1 cm
|
1 cm
|
1 cm
|
1 cm
|
Bentuk
hilum
|
Lonjong
|
Bulat
|
Bulat
|
Bulat
|
Lonjong
|
Warna
hilum
|
Abu-abu
|
Putih
|
Hitam
|
Hitam
|
Hitam
|
Kipas
Putih
|
Cikuray
|
Import
|
UNIB-4
|
Tanggamus
|
5.
Tabel Keragaman Tanaman Paku-Pakuan
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Warna
Daun
|
Hijau Tua
|
Hijau
|
Hijau Kekuningan
|
Hijau Tua
|
Panjang
Daun
|
6 cm
|
3 cm
|
7 cm
|
12cm
|
Tulang
Daun
|
Menyirip
|
Menyirip
|
Menyirip
|
Menyirip
|
Ujung
Daun
|
Meruncing
|
Meruncing
|
Meruncing
|
Meruncing
|
Bentuk
Daun
|
Sudip
|
Sudip
|
Bertelinga
|
Bulat Telur
|
Paku 1
|
Paku 2
|
Paku 3
|
Paku 4
|
6.
Tabel Keragaman Tanaman Puring
Puring 1
|
Puring 2
|
Puring 3
|
Puring 4
|
|
Warna
Daun
|
Coklat
|
Hijau dan Kuning
|
Hijau, Kuning kemerahan
|
Hijau Kemerahan
|
Tulang
Daun
|
Menyirip
|
Menyirip
|
Menyirip
|
26 cm
|
Tinggi
Daun
|
21.5 cm
|
20 cm
|
11.5 cm
|
Menyirip
|
Ujung
Daun
|
Meruncing
|
Meruncing
|
Membulat
|
Meruncing
|
Bentuk
Daun
|
Sudip
|
Panjang
|
Bulat telur terbalik
|
Sudip
|
Puring 1
|
Puring 2
|
Puring 3
|
Puring 4
|
BAB IV
Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan, maka didapatkan suatu ciri yang berbeda pada suatu masing-masing
jenis tanaman. Pada setiap jenis padi, kita menemukan perbedaan dan setiap
perbedaan itu kami dapatkan baik dari segi ukuran padi, warna padi, bentuk
padi, warna hilum, dan bentuk hilum. Padi gogo memiliki ukuran kecil yaitu 1
cm, dengan bentuk padi yang lonjong, dan memiliki warna coklat. Pada padi gogo
memiliki warna hilum putih dengan bentuk hilum yang lonjong. Padi sawah memilki
ukuran besar, bentuk padi panjang, dan memiliki warna coklat. Padi sawah
memiliki warna hilum putih dan bentuk hilum lonjong. Padi burung memiliki
bentuk panjang, membulat dan gemuk. Padi burung memiliki warna kuning pucat
dengan ukuran kecil, memiliki warna hilum kuning dan bentuk hilum kecil.
Kemudian yang diamati selanjutnya
adalah biji jagung. Pada jagung varietas local memiliki warna biji kuning
terang, dengan ukuran biji 0.5 cm dan bentuk hilum bulat dan warna hilumnya
putih. Pada jagung pop corn memiliki warna biji kuning pucat dengan ukuran biji
sedang memiliki bentuk hilum lonjong dan warna hilum putih. Pada jagung jenis
ketiga yaitu jagung manis memiliki perbedaan yaitu biji berwarna kuning denga
ukuran sedang yaitu 1 cm. Bentuk hilum bulat gemuk dan memiliki warna kuning
pada hilum.
Pada jenis penamatan selanjutnya
yaitu pada biji sorgum yang terdiri dari jenis yaitu Mandau, UPCA-S1, dan IC5V
88-8-1-2. Pada sorgum jenis Mandau adalah sorgum yang memiliki warna coklat
muda. Bentuknya bulat dengan ukuran biji yang kecil. Berbeda dengan jenis sorgum
yang diamati selanjutnya yaitu UPCA-S1 yang memiliki warna biji putih dengan
bentuk bulat serta memiliki ukuran yang kecil. Pada jenis yang terakhir diamati
pada biji sorgum yaitu IC5V 88-8-1-2 yang memiliki biji yang berwarna cream
dengan bentuk bulat dan memiliki ukuran kecil yang sama dengan jenis kedua
sorgum sebelumnya.
Selanjutnya, pengamatan pada biji
kedelai dengan lima jenis yaitu kipas putih, cikuray, import, UNIB-4, dan
tanggamus. Pada jenis kipas putih, memiliki warna biji cream dengan biji
berukuran 0.5 cm. Bentuk hilum adalah lonjong dan memiliki warna hilum abu-abu.
Pada kedelai jenis cikuray memiliki warna hitam dengan ukuran yaitu 1 cm. Jenis
ini memiliki bentuk hilum bulat dan memiliki warna putih pada hilumnya. Pada
jenis ketiga yaitu kedelai import dengan warna biji abu-abu dengan ukuran biji
1cm yang tergolong besar. Kedelai import memiliki bentuk hilum bulat dan
berwarna hitam pada hilum. Pada jenis keempat yaitu UNIB-4 yang memiliki cirri
yakni bentuk yang bulatpada biji dengan warna kuning pucat. Ukuran hilum
sebesar 1 cm dan warna hilum adalah hitam. Yang terakhir adalah jenis tanggamus
dengan warna biji cream dengan ukuran 1 cm. Pada kedelai tanggamus memiliki
warna hilum hitam dengan bentuk yang lonjong.
Selanjutnya adalah tanaman
paku-pakuan. Pada jenis paku-pakuan ini hanya disebutkan urutan tanaman saja
sesuai dengan susunan urutan gambar. Pada tanaman paku-pakuan ini menjelaskan
tentang warna daun, panjang daun, tulang daun, ujung daun, dan terakhir bentuk
daun. Pada Paku-pakuan gambar 1 memiliki warna daun hijau tua, memiliki panjang
6 cm, dengan tulang daun yang menyirip, ujung daun yang meruncing, serta bentuk
daun menyerupai sudip. Pada tanaman paku-pakuan gambar 2 memiliki warna daun
hijau, memiliki panjang 3 cm, tulang daun yang menyirip, dengan ujung daun yang
meruncing, dan bentuk daun menyerupai sudip. Pada paku-pakuan gambar 3
mempunyai warna daun hijau kekuningan dengan panjang daun 7 cm, tulang daun
yang menyirip, ujung daun yang meruncing, dan bentuk daun bertelinga. Pada
jenis yang terakhir yaitu paku-pakuan gambar 4 mempunyai warna daun hijau tua
dengan panjang daun 12 cm, tulang daun yang menyirip, ujung daun yang meruncing
serta bentuk daun berbentuk bulat telur.
Terakhir mengenai tanaman
puring-puringan yang juga menjelaskan struktur morfologi saja. Pada gambar 1,
puring yang memiliki warna coklat pada daunnya dengan tinggi daun mencapai 21.5
cm. Memiliki tulang daun menyirip dengan ujung daun meruncing dan bentuk daun
berbentuk sudip. Pada gambar 2 memiliki warna daun hijau dan kuning degan
tinggi daun 20 cm. Tulang daunnya menyirip, ujung daun yang meruncing dengan
bentuk panjang pada daun. Pada gambar 3 adalah puring yang memiliki warna dan
kuning kemerahan, tinggi daun hanya 11.5 cm, tulang daun menyirip dan ujung
daun membulat dan bentuk daun bulat telur terbalik. Puring gambar 4 memiliki
warna daun hijau kemerahan, tinggi daun 26 cm, tulang daun yang menyirip dengan
ujung daun meruncing, serta bentuk daun yang berbentuk sudip.
Pada percobaan yang kami lakukan, kami mendapatkan ciri yang
beda dari satu jenis tanaman atau spesies. Seperti pada biji kedelai, pada
kedelai yang berasal dari lingkungan yang sama yaitu dari lahan gambut,
hasilnya berbeda-beda. Yaitu berbeda pada warna bijinya, bentuk bijinya, ukuran,
dan panjang biji. Disini terlihat jelas bahwa factor lingkungan berpengaruh
pada biji kedelai. Karena walaupun lahannya sama-sama lahan gambut tetapi,
lingkungan disuatu tempat itu berbeda-beda. Bukan hanya pada biji kedelai saja,
tetapi dari semua bahan pratikum yang kami, semuanya memiliki ciri-ciri
tersendiri. Mulai dari warna, ukuran, bentuk, permukaan, dan lain sebagainya.
Keanekaragaman tersebut memunculkan variasi. Dan sifat
individu ditentukan oleh gen. Factor genotif yang berinteraksi dengan factor
lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. Karena lingkungan yang
berbeda, sifat yang muncul pada tanaman dapat berbeda meskipun genotifnya sama.
Jadi, gen yang sama menampakkan sifat yang berbeda karena lingkungannya yang
berbeda. Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Seperti yang kami amati
pada preparat biji kedelai. Pada biji kedelai terdapat banyak varietas, yaitu,
kipas putih, cikurai,unib 4, kedelai import dan tanggamus. Pada kedelai ini
merupakan kedelai yang memiliki variasi genetik, yang berperan disini adalah
gen, dan begitu juga untuk tanaman jenis yang lainnya.
BAB V
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
keanekaragaman/variasi pada setiap tanaman yang memiliki bentuk, ukuran, warna,
dan sebagainya merupakan variasi tersendiri bagi semua jenis tanaman. Variasi
ini timbul berdasarkan tolok ukur yang terbagi dua, yaitu variasi yang bersifat
kuantitatif dan variasi yang bersifat kualitatif. Setiap tanaman memiliki gen
yang berbeda sifat karena setiap jenis tanaman ditentukan pada kondisinya, baik
dari keturunannya maupun lingkungan yang ada disekitarnya. Pada factor
keturunan (variasi genetic) akan bersifat kekal dan selalu diwariskan dari satu
sel ke sel lainnya. Namun sebaliknya, factor lingkungan (variasi non
genetic) tidak diturunkan pada keturunan selanjutnya karena factor lingkungan
sifatnya tidak kekal dan selalu mengikuti kondisi lingkungan itu sendiri dari
waktu ke waktu yang selalu berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya,
kelembaban, temperatur, dan lain-lain.
Jawaban Pertanyaan
1. Apa pentingnya keragaman?
Jawab:
Karena
dengan adanya keragaman/variasi kita dapat membedakan makhluk hidup dari segi
bentuk, warna, ukuran, tempat hidup, tingkah laku, bentuk interaksi, golongan
darah.
2. Apa kemungkinan yang menyebabkan
keragaman genetik. Berikan contoh
Jawab:
Karena
adanya keragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi atau
keanekaragaman gen dapat memunculkan variasi.
Contohnya
: pada manusia.
Seorang
anak kembar, keduanya tidak akan serupa atau sama persis. Pasti saja terdapat
perbedaan, misalnya bulu matanya, bentuk hidunganya, tingginya, dan lain-lain
walaupun mereka mempunyai gen yang sama yang berasal dari kedua orang tuanya.
Contoh
lain, tanaman mangga.
Tanaman
mangga mempunyai banyak varietas, bentuk buah yang berbeda, rasa. Tanaman
mangga gadung ada yang rasanya manis dan asam, padahal satu spesies. Akan
tetapi, variasi ini tidak dapat digunakan sebagai pembeda untuk memisahkan
mereka dalam spesies yang berbeda.
3. Bagaimana anda bisa mengetahui bahwa
keragaman adalah karena genetik atau lingkungan?
Jawab:
Karena
keanekaragaman gen dapat memunculkan variasi/keragaman. Sebab gen merupakan
faktor pembawa sifat keturunan yang menentukan sifat makhluk hidup. Kalau
lingkungan mempengaruhi keragaman, walaupun gennya sama tapi bila ditanam
dilingkungan yang berbeda maka akan menimbulkan variasi/ keragaman. Bukan hanya
itu saja, lingkungan yang tidak mendukung juga akan menimbulkan keragaman,
karena lingkungan faktor yang mempengaruhinya yaitu, pH tanah, intensitas
cahaya matahari, kesuburan tanah, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar.
Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Syamsuri,
Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Welsh,
James R.. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta:
Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan memberi masukan saran & kritik
demi memajukan blog kami
maree tinggalkan jejak
jangan sungkan-sungkan berkunjung lagi ...