LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGENALAN PROTISTA DAN FUNGI



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

ACARA 5
PENGENALAN PROTISTA DAN FUNGI






NAMA                : KURNIA ANDRY SETYAWAN

NPM                    : E1J011029
Shift 2                 : Senin (08.00-09.40)
Kelompok            : 3 (Tiga)

LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 DASAR TEORI

Protista merupakan sekelompok mahluk hidup heterogen, terdiri dari eukariota yang tidak termasuk hewan, tumbuhan, atau fungus. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik.

Protozoa adalah protista yang mirip dengan hewan
Protozoa hampir semuanya protista bersel satu, mampu bergerak yang makan dengan cara fagositosis, walaupun ada beberapa pengecualian. Mereka biasanya berukuran 0,01-0,5 mm sehingga secara umum terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop. Protoza dapat ditemukan di  mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnya mampu bertahan pada periode kering sebagai kista atau spora, dan termasuk beberapa parasit penting. Berdasarkan pergerakannya, protozoa dikelompokkan menjadi:
Ø  Flagellata yang bergerak dengan flagella(rambut cambuk). Contoh: Euglena
Ø  Amoeboida yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu/kaki akar) yaitu   yang berarti setiap kali ia akan bergerak harus membentuk kaki semu sebelum dapat bergerak dan pembentukan kaki ini dinamakan fase gel. Contoh: Amoeba
Ø   Cilliata yang bergerak dengan silia (rambut getar). Contoh: Paramaecium
Ø  Sporozoa yang tidak memiliki alat; beberapa mampu membentuk spora. Contoh: Toxoplasma
    Algae adalah protista yang mirip dengan tumbuhan
Algae mencakup semua organisme bersel tunggal maupun banyak yang memiliki kloroplas. Termasuk di dalamnya adalah kelompok-kelompok berikut.
F Alga hijau, yang memiliki relasi dengan tumbuhan yang lebih tinggi (Embryophyta). Contoh: Ulva
F Alga merah, mencakup banyak alga laut. Contoh: Porphyra
F  Heterokontophyta, meliputi ganggang coklat, diatom, dan lainnya. Contoh: Macrocystis.

Alga hijau dan merah, bersama dengan kelompok kecil yang disebut Glaucophyta, sekarang diketahui memiliki hubungan evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat berdasarkan bukti-bukti morfologi, fisiologi, dan molekuler, sehingga lebih tepat masuk dalam kelompok Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.
Protista yang mirip dengan jamur
Beragam organisme dengan organisasi tingkat protista awalnya dianggap sama dengan jamur, sebab mereka memproduksi sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir, jamur air, dan Labyrinthulomycetes. Chytrid sekarang diketahui memiliki hubungan dengan Fungi dan biasanya diklasifikasikan dengan mereka. Sementara yang lain sekarang ditempatkan bersama dengan heterokontofita lainnya (yang memiliki selulosa, bukan dinding chitin) atau Amoebozoa (yang tidak memiliki dinding sel).



I.2 Tujuan Praktikum

Untuk menyelidiki serta mengamati protista yang ada di dalam rendaman jerami.























BAB  II
ALAT DAN BAHAN


 
2.1 Pengenalan Protista

  ALAT :
v 2 buah gelas obyek cekung
v 2 gelas penutup
v 2 buah pipet karet

  BAHAN  :
v Air rawa
v Air laut
v Air jerami
v 100 ml alkohol


2.1 Pengenalan jamur


 Bahan  :
v 1 cawan biakan khamir
v 100 m aquades steril
v 100 ml alcohol 70 %
v 100 ml metil biru 0,01 %


Alat  :
v 1 buah jarum preparat
v 2 buah tabung reaksi 15 cm
v 2 buah gelas obyek
v 2 buah gelas penutup
v 1 unit mikroskop optic
v 100 g kapas
v 1 batang gelas
v 2 buah pipe tetes



           














BAB III
 CARA KERJA

3.1 Pengenalan Protista
1)     Gelas obyek cekung di bersihkan dengan menggunakan alcohol 90 % sampai bebas debu dan emak.Demikian juga pada penutupnya
2)     Air rendaman jeramidi teteskan pada cekungan gelas obyek
3)     Tetesan air di tutup dengan gelas penutup dan di jaga agar tidak terbentukgelembung udra di dalamcekungan gela obyek
4)     Mengamati preparat menggunkan mikroskop pada perbesaran lemah (10 x 10) dan sedang (10 x 40)
5)     Protista yang teramati di gambar dan di beri keterangan gambar tentang bentuk,warna,arah gerakan,struktur dalam sel,dan ciri-ciri termasuk karakteristiknya
6)     Ulangi prosedur muai point 1 sampai 5




3.2  Pengenalan Fungi
1)     Mengamati biakan khamir dengan cara di gambar dan di beri ketengan dengan : bentuk kloni,warna koloni,dan karakter-karakter mikroskopis lain dari biakan
2)     Setelah mencatat semua karakter mikroskopis,koloni di ambil menggunakan ose secara aseptik,kemudian di masukkan ke dalam tabung reaksi yang teah berisi 10 ml  aquades steril
3)     Gelas obyekdi bersihkan menggunakan alkoho 90% ssampai bebas debu dan lemak.Demikian juga pada penutupnya.
4)     Setetes metil biru 0,01 % di teteskan di tengah-tengah gelas obyek
5)     Mengambil secra septik satu tetes suspense khamir dan di campurkan diatas gelas objek dengan tetesan metil biru,kemudian di aduk-aduk selam 5 detik dan di catat waktu saat iu.
6)     Preparat di amati dengan cara menghitung jumlah sel yang transparan(bening:sel hidup) dan jumlah sel yang berwarna biru(sel mati)pada selang waku tertentu
7)     Sel khamir yang teramati di gambar dan di beri keterangan gambar tentang hal-hal yang di pandang kas




















BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Gambar
Keteragan gambar


berdasarkan apa yang ad praktikumkan ....
Protista dari air jerami
Bentuk    :  paramecium
Bentuk    :  Bening
Arah gerakan  : melingkar

Ciri-ciri lain :
 v Berambut
 v Ada bintik-bintik

4.2 Pembahasan

Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
a.Khamir                                  
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya  (Coyne 1999)
Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp). (Coyne 1999)
Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur. Khamir ini mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki telah dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah anggur yang telah dihancurkan. Inokulum galur khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air perasan anggur. (Coyne 1999)
Khamir Atas
Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu fermentasi,sehingga khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas mencakup khamir yang digunakan dalam pembuatan roti,untuk kebanyakan anggur minuman dan bir inggris (Saccharomycescereviceae). (Coyne 1999)
Khamir Dasar
Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian awal fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur terpilih digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces carlsbergensis). (Coyne 1999)
Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans). (Coyne 1999)
b. Kapang
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm.  Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Syamsuri 2004)

Ada 3 macam morfologi hifa:
1.        Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum. (Syamsuri 2004)
2. Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain.setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel. (Syamsuri 2004)
3. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang. (Syamsuri 2004)
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada
pula jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan organic dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak. (Syamsuri 2004)
Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan  asam amino. Makanan tersebut dicerna diluar sehingga  disebut pencernaan ekstraseluler, sama seperti pada bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana. (Syamsuri 2004)
Anatomi pada fungi (jamur)
Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,ada pula yang mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebu benang hifa. Hifa memiliki sekat-sekat yang melintang, tiap-tiap sekat memiliki satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Namun adapula hifa yang tidak memiliki sekat melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik. Ada tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam penggolongan jamur. Hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi sporangiofor yang artinya pembawa sporangium.sporangium artinya kotak spora. Didalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang dapat menghasilkan konidium. (Syamsuri 2004)
Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium. Miselium inilah yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya. (Syamsuri 2004)

Reproduksi pada jamur (fungi)
Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara aseksual. Pada perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk tunas,sedangkan secara aseksual jamur membentuk spora askus (Pelczar 1999)
Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,yaitu dengan cara memutuskan benang hifa (fragmentasi),membentuk spora aseksual yaitu zoospora,endospora dan konidia. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual melalui peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga terbentuk spora askus atau spora basidium.(Coyne 1999)
Zoospora atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak didalam air dengan menggunakan flagella. Jadi jamur penghasil zoospore biasanya hidup dilingkungan yang lembab atau berair. (Pelczar 1999)
Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal didalam sel tersebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.(Coyne 1999)
Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur Ascomycota. Askospora terdapat didalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora dari perkawinan kelompok jamur Basidiomycota disebut basidiospora. Basidiospora terdapat didalam basidium,dan biasanya bejumlah empat spora. (Coyne 1999)
Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Jika telah masak konidia paling ujung dapat melepskan diri. (Coyne 1999)
Setelah melewati masa inkubasi selama 2x24 jam, baik tape ketan maupun tape singkong menghasilkan khamir atau yeast (Saccharomyces serevisiae) di dalamnya. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya mikroorganisme yang tumbuh dalam media PDA. Namun apabila diteliti lebih lanjut dengan menggunakan mikroskop, akan terlihat pertumbuhan tunas atau budding yaitu perkembang biakan secara vegetative. Selain tunas, perkembang biakan yeast dapat dilihat pula dari adanya sporangium yang didalamnya terdapat spora dan adanya sporangiosfor. Disamping itu juga dapat melihat hifa (rambut) dan miselium (kumpulan dari hifa) apabila dilakukan pengamatan pada mikroskop. Data dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada pengamatan khamir atau yeast terlihat budding atau tunas dari khamir Saccharomyses cerevisiae. Budding adalah cara perkembangbiakan aseksual yeast yakni dengan pembentukan tunas yang semakin lama semakin membesar lalu memisahkan diri. Namun tidak seluruhnya mikroorganisme yang tumbuh merupakan Saccharomyces serevisiae, kemungkinan akan terdapat bakteri lain yang juga ikut berkembang di dalm media PDA tersebut maupun yang terlihat dibawah mikroskop. Hal tersebut dikarenakan sample tape ketan atau tape singkong telah terkontaminasi oleh bakteri dari udara. Kemudian banyaknya yeast yang tumbuh lebih banyak tumbuh pada tape ketan dibandingkan tape singkong. Hal tersebut dikarenakan teknik aseptic yang lebih bagus pada pengerjaan tape ketan dibandingkan denga tape singkong dan bahan atau sample tape ketan yang digunakan lebih banyak mengandung yeast daripada tape singkong.
Pada bekteri Rhizopus oligosporus terdapat hifa dan septa yang terlihat dibawah mikroskop pada perbesaran 100, 400, dan 1000 kali. Lactofenol blue digunakan sebagai pewarna untuk memperjelas hasil penampang bakteri pada mikroskop. Sedangkan pada slide kultur juga terlihat hifa dan miselium pada perbesaran 100 dan 400 kali. Pipa V pada slide kultur digunakan sebagai penyangga dan gliserol untuk menjaga kelembaban.











KESIMPULAN

Jerami yang telah di rendam dalam air selama kurang leb ih 2 minggu dapat menjadi tempat tinggal protista. Protista ini akan muncul dengan sendirinya pada jerami yang telah lama di rendam air, jenis yang paling banyak ditemui paramecium yang terdapat paling banyak pada air kolam.
            Data dan hail pengamatan menunjukkan Yeast yaitu saccharomyces cerevisiae menghasilkan budding dan kapang Rhizopus oigosporus menghasilkan septa, hifa dan miselium.
                                  















Daftar Pustaka

·        Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. USA : Delmar Publisher
·        Pelczar, Michael J. 1999. Microbiology. USA : Mc Graw Hill
·        Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Erlangga :Jakarta.
·        Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS :Malang.
·        Winarni, Endang. 2007. Biologi 3. Esis : Jakarta.

andry

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

1 komentar:

Budayakan memberi masukan saran & kritik
demi memajukan blog kami
maree tinggalkan jejak
jangan sungkan-sungkan berkunjung lagi ...