LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
Acara VI
PENETAPAN pH DAN DAYA HANTAR LISTRIK
Disusun oleh :
Nama : KURNIA ANDRY SETYAWAN
NPM : E1J011029
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB I
Pendahuluan
1
pH Tanah
1.1 Latar Belakang
Dalam
tanah terdapat ion H+. Negatif log konsentrasi dari ion H ini
disebut pH tanah. Nilai pH menentukan tingkat reaksi tanah, apakah tergolong
masam, netral, atau basa. Konsentrasi ion H di dalam larutan tanah disebut
kemasaman aktif (aktual), sedangkan konsentrasi ion H yang terjerap pada
kompleks jerapan (koloid tanah) disebut kemasaman cadangan (potensial).
Penetapan
kemasaman aktif dilakukan dengan menggunakan pelarut akuades, sedangkan
kemasaman cadangan dengan larutan garam netral, seperti KCl, BaCl2,
dan NaF. Selisih pH antara larutan garam netral dan akuades adalah kemasaman
cadangan. Perlu diketahui, umumnya pH H2O lebih besar dari pH KCl,
tetapi pada kasus tertentu justru sebaliknya. Sifat ini sering dipakai sebagai
ciri-ciri terhadap tanah-tanah tertentu di daerah tropis. Misalnya, bila
larutan KCl diganti dengan larutan K2SO4 1N, ternyata
selisi pH K2SO4 - H2O memberikan hasil
positif, maka boleh jadi horizon tersebut adalah horizon oksik.
1.2 Tujuan Praktikum
1
Menetapkan nilai pH tanah.
2
Menetapkan tingkat kemasaman tanah.
1.3 Prinsip
Penetapan
pH dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara contoh tanah dan pelarut
1:1; 1:2,5; dan 1:5. Bila terlalu kental akan terbentuk pasta dan melekat pada
alat, sedangkan bila terlalu encer maka banyak garam yang terlarut sehingga
mengganggu ion H+. Sebetulnya perbandingan 1:1 paling cocok, tetapi
banyak mengalami kesulitan teknis di laboratorium. Sebaiknya gunakan
perbandingan 1:2,5.
Dalam
menetapkan pH dikenal beberapa metode. Yang biasa digunakan adalah: (i) Metode
Kertas Indikator yang warnannya berubah-ubah bila dicelupkan ke dalam larutan,
dan (ii) Metode Elektrometris dengan bantuan katode untuk menangkap ion H+
yang telah dikalibrasi dengan pH buffer.
2
Daya Hantar
Listrik
2.1
Pendahuluan
Dalam
tanah terdapat garam-garam terlarut yang
dapat berfungsi sebagai penghantar listrik. Jumlah daya elektron sebanding
dengan garam yang ada. Pengukur hantaran (konduktivitas) listrik tersebut
merupakan indikasi konsentrasi senyawa-senyawa yang terionisasi dengan tingkat
ketelitian tinggi.
2.2
Tujuan
Menetapkan daya
hantar listri(DHL) tanah
2.3
Prinsip
Penetapan
DHL, tanah dilaksanakan berdasarkan tahanan listrik antara elektrode-elektrode
paralel yang dicelupkan dalam suspensi dengan perbandingan contoh tanah dan
pelarut 1:1. Pada sistem ini larutan yang terletak diantara elektrode bertindak
sebagai penghantar listrik, dan hukum fisika yang berhubungan dengan hambatan
dapat diterapkan. Konduktivitas larutan dinyatakan dalam satuan mili atau mikro
per cm (ms cm-1 atau µs cm-1.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Kemasaman atau kealkalian tanah (pH tanah) adalah suatu parameter penunjuk keaktifan ion H+ dalam suatu larutan, yang berkesetimbangan dengan H tidak terdisosiasi dari senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada di dalam sistem. Jadi, intensitas keasaman dari suatu sistem dinyatakan dengan pH dan kapasitas keasaman dinyatakan dengan takaran H+ terdisosiasi ditambah N tidak terdisosiasi di dalam sistem. Sistem tanah yang dirajai oleh ion-ion H+ akan bersuasana asam.
Penyebab keasaman tanah adalah ion H+ dan Al3+ yang berada dalam larutan tanah dan komplek jerapan. Bila pH sama dengan 7 menunjukkan keadaan netral. PH kurang dari 7 itu menunjukkan keadaan asam, dan pH lebih dari 7 menunjukkan keadaan alkalis.
(Ganesa Tanah, oleh Poerwowidodo, Institut Pertanian Bogor)
Kemasan tanah ada dua macam, yaitu:
1. Kemasaman aktif
Yaitu kemasaman yang disebabkan oleh adanya ion H+ yang ada pada koloid tanah.
2. Kemasaman pasif
Yaitu kemasaman yang disebabkan oleh ion H+ dan Al3+ yang ada pada kompleks jerapan tanah.
Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam atau basa. Asam-asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organik tanah, merupakan konstituen tanah yang umum dapat mempengaruhi kemasaman tanah. Air merupakan sejumlah kecil ion H+. suatu bagian yang besar dari ion H+ yang ada dalam tanah akan dijerap oleh kompleks lempung sebagai ion-ion H+ yang dapat dipertukarkan.
Ion-ion H+ tertukarkan tersebut berdisosiasi menjadi ion H+ yang dapat dipertukarkan merupakan penyebab terbentuknya kemasaman tanah potensial atau cadangan. Ion-ion H+ bebas menciptakan kemasaman aktif. Kemasaman aktif diukur dan dinyatakan sebagai pH tanah.
(Dasar-dasar Kimia Tanah, oleh Kim H. Tan)
Pengukuran pH tanah dapat diukur berdasarkan pada:
1. Metode kolorimetri, yang lazim dilakukan di lapangan dan mampu memberi gambaran akurat pH tanah lapangan secara cepat.
2. Metode elektrometrikal, yang lazim dilakukan di laboratorium.
Metode kolorimetri berdasarkan pada reaksi contoh tanah dengan suatu larutan indikator, lalu membandingkan warna suspensi. Metode ini mampu mensidik nilai pH tanah pelikan dari 3,8 sampai 9,6. indikator pH yang dikenal saat ini adalah bromkisol hijau, kresol merah, dan lain-lain. Metode elektrometris berlandaskan pada perhitungan daya hantar listrik sistem tanah yang diuji dan nilai itu langsung dikalinrasi dengan kepekatan ion H+. ketelitian metode ini mencapai 0,1 satuan pH.
(Ganesa Tanah, oleh Poerwowidido, Institut Pertanian Bogor)
Penyebab keasaman tanah adalah ion H+ dan Al3+ yang berada dalam larutan tanah dan komplek jerapan. Bila pH sama dengan 7 menunjukkan keadaan netral. PH kurang dari 7 itu menunjukkan keadaan asam, dan pH lebih dari 7 menunjukkan keadaan alkalis.
(Ganesa Tanah, oleh Poerwowidodo, Institut Pertanian Bogor)
Kemasan tanah ada dua macam, yaitu:
1. Kemasaman aktif
Yaitu kemasaman yang disebabkan oleh adanya ion H+ yang ada pada koloid tanah.
2. Kemasaman pasif
Yaitu kemasaman yang disebabkan oleh ion H+ dan Al3+ yang ada pada kompleks jerapan tanah.
Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam atau basa. Asam-asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organik tanah, merupakan konstituen tanah yang umum dapat mempengaruhi kemasaman tanah. Air merupakan sejumlah kecil ion H+. suatu bagian yang besar dari ion H+ yang ada dalam tanah akan dijerap oleh kompleks lempung sebagai ion-ion H+ yang dapat dipertukarkan.
Ion-ion H+ tertukarkan tersebut berdisosiasi menjadi ion H+ yang dapat dipertukarkan merupakan penyebab terbentuknya kemasaman tanah potensial atau cadangan. Ion-ion H+ bebas menciptakan kemasaman aktif. Kemasaman aktif diukur dan dinyatakan sebagai pH tanah.
(Dasar-dasar Kimia Tanah, oleh Kim H. Tan)
Pengukuran pH tanah dapat diukur berdasarkan pada:
1. Metode kolorimetri, yang lazim dilakukan di lapangan dan mampu memberi gambaran akurat pH tanah lapangan secara cepat.
2. Metode elektrometrikal, yang lazim dilakukan di laboratorium.
Metode kolorimetri berdasarkan pada reaksi contoh tanah dengan suatu larutan indikator, lalu membandingkan warna suspensi. Metode ini mampu mensidik nilai pH tanah pelikan dari 3,8 sampai 9,6. indikator pH yang dikenal saat ini adalah bromkisol hijau, kresol merah, dan lain-lain. Metode elektrometris berlandaskan pada perhitungan daya hantar listrik sistem tanah yang diuji dan nilai itu langsung dikalinrasi dengan kepekatan ion H+. ketelitian metode ini mencapai 0,1 satuan pH.
(Ganesa Tanah, oleh Poerwowidido, Institut Pertanian Bogor)
Reaksi tanah menunjukkan sifat
kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai
pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+) di dalam
tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam
tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain
ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik
dengan banyaknya H+. Pada tanah-tanah yang
masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-,
sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+.
Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi
netral yaitu mempunyai pH = 7 (Hardjowigeno, 2003).
pH
tanah adalah salah satu dari beberapa indikator kesuburan tanah, sama dengan
keracunan tanah. Level optimum pH tanah untuk aplikasi penggunaan lahan
berkisar antara 5–7,5. tanah dengan pH rendah (acid) dan pH tinggi
(alkali) membatasi pertumbuhan tanaman. Efek pH tanah pada umumnya tidak
langsung. Di dalam kultur larutan umumnya tanaman budidaya yang
dipelajari pertumbuhannya baik/sehat pada level pH 4,8 atau lebih (Bunting, 1981).
Faktor Yang Mempengaruhi Kemasaman
Keasaman tanah ditentukan oleh kadar
atau kepekatan ion hidrogen di dalarn tanah tersebut. Bila kepekatan ion
hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan bereaksi asam.
Sebaliknya, bila kepekatan ion hidrogen terIalu rendah maka tanah akan bereaksi
basa. Pada kondisi ini kadar kation OH‑ lebih tinggi dari ion H+. Tanah masam adalah tanah dengan pH rendah karena
kandungan H+ yang tinggi. Pada tanah masam lahan kering banyak ditemukan ion
Al3+ yang bersifat masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+.
Dalarn keadaan tertentu, yaitu apabila tercapai kcjenuhan ion Al3+ tertentu,
terdapat juga ion Al-hidroksida dengan cara sebagai berikut :
Al3+ + 3H2O ----- Al(OH)2+ + H+
Al3+ + OH- ----- Al(OH)2+
dengan demikian dapat menimbulkan
variasi kemasaman tanah.
Di daerah rawa‑tawa, tanah masam umumnya disebabkan oleh kandungan asam sulfat yang tinggi. Di daerah ini sering ditemukan tanah sulfat masam karena mengandung, lapisan cat clay yang menjadi sangat masarn bila rawa dikeringkan akibat sulfida menjadi sulfat. Kebanyakan partikel lempung berinteraksi dengan ion H+. Lempung jenuh hidrogen mengalami dekomposisi spontan. Ion hidrogen menerobos lapisan oktahedral dan menggantikan atom Al. Aluminium yang dilepaskan kemudian dijerap oleh kompleks lempung dan suatu kompleks lempung-Al‑H terbentuk dengan cepat ion. Al3+ dapat terhidrolisis dan menghasilkan ion H+: H
Di daerah rawa‑tawa, tanah masam umumnya disebabkan oleh kandungan asam sulfat yang tinggi. Di daerah ini sering ditemukan tanah sulfat masam karena mengandung, lapisan cat clay yang menjadi sangat masarn bila rawa dikeringkan akibat sulfida menjadi sulfat. Kebanyakan partikel lempung berinteraksi dengan ion H+. Lempung jenuh hidrogen mengalami dekomposisi spontan. Ion hidrogen menerobos lapisan oktahedral dan menggantikan atom Al. Aluminium yang dilepaskan kemudian dijerap oleh kompleks lempung dan suatu kompleks lempung-Al‑H terbentuk dengan cepat ion. Al3+ dapat terhidrolisis dan menghasilkan ion H+: H
lempung - Al3+ + 3H2O ---- Al(OH)3 + H--
lempung - = H+H
Reaksi tersebut menyumbang pada peningkatan
konsentrasi ion H+ dalam tanah.
Sumber keasaman atau yang berperan dalam menentukan keasaman pada tanah gambut adalah pirit (senyawa sulfur) dan asam‑asam organik. Tingkat keasaman gambut mempunyai kisaran yang sangat lebar. Keasaman tanah gambut cendrung semakin tinggi jika gambut semakin tebal. Asam‑asam organik yang tanah gambut terdiri dari atas asam humat, asam fulvat, dan asam humin. Pengaruh pirit yaitu pada oksida pirit yang akan menimbulkan keasaman tanah hingga mencapai pH 2 ‑ 3. Pada keadaan ini hampir tidak ada tanaman budidaya yang dapat tumbuh baik. Selain menjadi penghambat pertumbuhan tanaman, pirit menyebabkan terjadinya karatan (corrosion) sehingga mempercepat kerusakan alat‑alat pertanian yang terbuat dari logam.
Sumber keasaman atau yang berperan dalam menentukan keasaman pada tanah gambut adalah pirit (senyawa sulfur) dan asam‑asam organik. Tingkat keasaman gambut mempunyai kisaran yang sangat lebar. Keasaman tanah gambut cendrung semakin tinggi jika gambut semakin tebal. Asam‑asam organik yang tanah gambut terdiri dari atas asam humat, asam fulvat, dan asam humin. Pengaruh pirit yaitu pada oksida pirit yang akan menimbulkan keasaman tanah hingga mencapai pH 2 ‑ 3. Pada keadaan ini hampir tidak ada tanaman budidaya yang dapat tumbuh baik. Selain menjadi penghambat pertumbuhan tanaman, pirit menyebabkan terjadinya karatan (corrosion) sehingga mempercepat kerusakan alat‑alat pertanian yang terbuat dari logam.
Sifat
Kemasaman Tanah
Terdapat dua jenis reaksi tanah atau
kemasaman tanah, yakni kernasaman (reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi
tanah aktif ialah yang diukurnya konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam
larutan tanah. Reaksi tanah inilah yang diukur pada pemakaiannya sehari‑hari.
Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang
terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan. Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi
tanah yang asam atau basa. Asam‑asam organik dan anorganik, yang dihasilkan
oleh penguraian bahan organik tanah , merupakan konstituen tanah yang umum
dapat mempengaruhi kemasaman tanah. Respirasi akar tanaman menghasilkan C02
yang akan membentuk H2CO3 dalam air. Air merupakan sumber lain dari sejumlah
kecil ion H+. Suatu bagian yang besar dari ion‑ion H+ yang dapat dipertukarkan H.
Menentukan
Kemasaman Tanah
Alat yang biasa ialah kertas lakmus yang bentuknya berupa gulungan
kertas kecil memanjang. Alat lain yang harganya sedikit mahal tetapi dapat
dipakai berulang kali dengan hasil pengukuran lebih terjamin adalah pH tester
dan soil tester.
Pemakaian kertas lakmus sangat
mudah, caranya yaitu : mengambil tanah lapisan dalam, lalu larutkan dengan air
murni (aquadest) dalam wadah. Biarkan tanahnya terendam di dasar wadah sehingga
airnya menjadi bening kembali. Setelah bening, air tersebut dipindahkan ke
wadah lain secara hati‑hati agar tidak keruh. Terdapat skala tersebut telah dilengkapi dengan angka pH
masing‑masing Warna. Angka pH tanah tersebut adalah angka dari warna pada
kemasan yang cocok dengan warna kertas lakmus Misalnya, angka yang cocok adalah
6, pH‑nya 6.
Pemakaian soil tester untuk mendapat pH
tanah agak berbeda dengan kertas lakmus. Bentuknya seperti pahat dan berukuran
pendek. Oleh karena berbentuk padatan, ada bagian yang runcing. Bagian runcing
inilah yang ditancapkan ke tanah hingga pada batas yang dianjurkan. Setelah
ditancapkan, sekitar tiga menit kernudian jarum skala yang terletak di bagian
atas alat ini akan bergerak. Angka yang ditunjukkan jarum tersebut merupakan pH
dari tanah tersebut. Pemakaian pH tester
lebih sederhana dan soil tester penggunaannya untuk megukur nilai pH tanah di
lahan yang tidak terlalu luas, sekitar 1‑2 ha. Bagian yang menunjukkan angka pH berbentuk
kotak dengan jarum penunjuk angka. Bagian kotak tersebut dihubungkan dengan
besi sepanjang 25 cm yang ujungnya runcing dan dilapisi logam elektroda. Besi
inilah vang ditancapkan ke tanah. Penetapan pH
tanah sekarang ini dilakukan dengan elektroda kaca. Elektroda ini terdiri dari
suatu bola kaca tipis yang berisi HCL. encer, dan di dalamnya disisipkan kawat
Ag‑AgCl, yang berfungsi sebagai elektrodanya dengan tegangan (voltase) tetap.
Sebelum pengukuran pH dilakukan, kedua elektroda pertama‑tama harus dimasukkan
ke dalam suatu larutan yang diketahui pH‑nya (misalnya konsentrasi ion H+ = 1
g/L). Kegiatan ini disebut pembakuan elektroda dan petunjuk pH (pH meter).
Dalam pengukuran pH, elektroda acuan dan
elektroda indikator dicelupkan ke dalam suspensi tanah yang heterogen yang
terdiri atas partikel‑partikel padat terdispersi dalam suatu larutan aquadest.
Jika partikel‑partikel padat dibiarkan mengendap, pH dapat diukur dalam cairan
supernatant atau dalam endapan (sedimen). Penempatan pasangan elektroda dalam
supernatant biasanya memberikan bacaan pH yang lebih tinggi dari pada
penempatan dalam sedimen. Perbedaan dalam bacaan pH ini disebut pengaruh
suspensi. Pengadukan suspensi tanah sebelum pengukuran tidak akan memecahkan
masalah tersebut, karena prosedur ini memberikan bacaan yang tidak stabil. (blogspot.
2009)
Daya
Hantar Listrik
Penentuan nilai daya hantar
listrik (DHL) merupakan suatu cara pendekatan untuk mengetahui taraf kejenuhan
garam di dalam tanah. Nilai DHL ≤ 4
mS/cm menunjukkan kandungan garam di dalam tanah rendah (<0,15 %) dan
kebanyakan tanaman dapat tumbuh dengan baik. Nilai DHL ≥ 4 mS/cm
menunjukkan kandungan garam di dalam larutan tanah cukup tinggi sehingga
membahayakan kebanyakan tanaman pertanian. Dalam kondisi seperti ini hanya
tanaman-tanaman yang toleran terhadap kegaraman dapat tumbuh dengan baik. Oleh
karena itu, batas ambang kritis untuk kebanyakan tanaman adalah 4 mS/cm. Makin
tinggi DHL makin terbatas jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik. Secara
umum hasil analisis dapatlah dikatakan bahwa nilai DHL dari semua cuplikan yang
di analisis masih jauh dibawah ambang kritis Semua cuplikan mempunyai nilai DHL
< 1,5 mS/cm. Ini berarti kadar garam di dalam larutan tanah dari semua
cuplikan sangat rendah dan aman untuk pertumbuhan hampir semua tanaman.
(Wikipedia. 2010)
BAB
III
Bahan
dan Metode
3.1.Metode Elektrometris
3.1.1
Alat
dan Bahan
Alat : pH meter elektrode, tabung film, pengaduk
gelas.
Bahan : contoh tanah 0.5 mm, akuades, KCl 1 N
(larutkan 74.55 g KCl dalam akuades sampai 1 liter).
3.1.2
Cara
Kerja
1
Siapkan
2 tabung film, masing-masing diisi 5 g tanah kering angin 0.5 mm diameter.
Tambahkan 12.5 ml akuades ke salah satu tabung, dan 12.5 ml KCl 1 N ke tabung
lainnya.
2
Aduk
selama 20 menit dengan pengaduk gelas, diamkan 10 menit (untuk penelitian
diamkan semalam lalu aduk 10 menit).
3
Siapkan
pH meter, kalibrasi dengan pH buffer 7.0 dan 4.0. Bilas ujung elektrode dengan
akuades, lap dengan kertas tisu setiap penggantian contoh atau sehabis
pemakaian alat.
4
Celupkan
elektrode ke dalam suspensi, amati skala pH dan catat.
5
Tetapkan
reaksi tanah berdasarkan kriteria pH pada halaman 12.
3.2.Pengukuran DHL
3.2.1
Alat
dan Bahan
Alat: Konduktivitas dengan dip-cell, neraca analitis,
botol pengocok plastik, gelas ukur 10 ml, pengocik mekanik, dan termometer
dengan skala suhu kamar.
Bahan: Akuades, KCl 0.01 M (larutkan 0.1864 g KCl yang
telah dikering ovenkan pada suhu 1050C dalam 250 ml akuades.
3.2.2
Cara
Kerja
1
Masukkan
5 g tanah kering angin berdiameter <0.5 mm ke dalam botol pengocok plastik.
Kerjakan juga satu contoh standar.
2
Tambahkan
5 ml akuades, kocok 2 jam dan ukur hambatan suspensi tersebut. Lakukan juga
pengukuran pada KCl 0.01 M. Lakukan pengukuran dengan alat konduktometer.
3
Amati
dan catat angkanya.
3.2.3
Perhitungan
1,423 . Rst

Rss
Dimana Rst = hantaran standar (KCl 0,01 M) dan Rss =
hantaran suspensi tanah.
Penulisan data dinyatakan dalam dua bentuk satuan
puluhan, misalnya 23.10-1 atau 57.10-2.
BAB
IV
Hasil
dan Pembahasan
4.1 Hasil
Pengamatan
Sampel
|
pH
|
DHL
|
|||
H2O
|
Kriteria
|
KCl
|
Kriteria
|
H2O
|
|
Top soil
|
4,3
|
Sangat masam
|
3,7
|
Sangat masam
|
63
|
Sub soil
|
3,8
|
Sangat masam
|
3,6
|
Sangat masam
|
188
|
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang
telah dilakukan, dinyatakan bahwa terdapat dua sampel, yaitu tanah dengan
sampel top soil dan sub soil untuk mengukur pH tanah dan DHL (daya hantar
listrik). Namun, terdapat perbedaan dalam pengamatan pH tanah dan daya hantar
listrik yaitu untuk pH tanah dilakukan dua larutan masing-masing untuk top soil
dan sub soil, yaitu larutan H2O dan KCl. Sedangkan untuk penetapan
daya hantar listrik adalah menggunakan H2O.
Pada penetapan pH tanah,
terdapat perbandingan 1 : 2,5 yang berarti dalam 10 g air sebanyak 25 mL.
Masukkan tanah 0,5 mm dalam 10 g air. Tambahkan 25 ml H2O diaduk
selama 20 menit, artinya diaduk masing-masing 10 menit. Setelah itu, tambahkan
10 ml KCl 1N kemudian diaduk selama waktu 20 menit. Pada tanah top soil pada H2O
memiliki pH 4,3 yang berarti tanah top soil pada pengamatan ini memiliki
kriteria yang sangat masam dan untuk KCl memiliki pH 3,7 sangat masam. Pada
sampel tanah sub soil juga menggunakan langkah kerja yang sama, yaitu masukkan
tanah 0,5 mm dalam 10 g air. Tambahkan 25 ml H2O diaduk selama 20
menit, artinya diaduk masing-masing 10 menit. Setelah itu, tambahkan 10 ml KCl
1N kemudian diaduk selama waktu 20 menit. Sehingga didapatkan pH tanah H2O
yaitu 3,8 yang berarti tanah ini memiliki kriteria sangat masam. Pada larutan
KCl, pH tanah adalah 3,6 yang juga berarti tanah tersebut memiliki kriteria
sangat masam.
Pada penetapan daya hantar
listrik (DHL) hanya menggunakan H2O saja. Setelah itu, masukkan 5 g
tanah kering angin berdiameter <0.5 mm ke dalam botol pengocok plastik.
Ketika semuanya telah dilakukan di dalam proses langkah kerja yang telah ada,
maka untuk menetukan nilai suatu sampel tanah, baik untuk top soil dan sub soil
maka menggunakan rumus, yaitu:
1,423 . Rst

Rss
Dimana Rst = hantaran standar (KCl 0,01 M) dan Rss =
hantaran suspensi tanah. Sampel tanah dari top soil adalah 63 ms cm-1
dan untuk tanah dari sub soil adalah 188 ms cm-1.
BAB
V
Kesimpulan
Dari
hasil yang telah didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pH
tanah adalah salah satu dari beberapa indikator kesuburan tanah. Keasaman tanah
ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalarn tanah tersebut.
Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan
bereaksi asam. Sebaliknya, bila kepekatan ion hidrogen terIalu rendah maka
tanah akan bereaksi basa. Pada tanah top
soil pada H2O memiliki pH 4,3 yang berarti tanah top soil pada
pengamatan ini memiliki kriteria yang sangat masam dan untuk KCl memiliki pH
3,7 sangat masam. Pada tanah sub soil
didapatkan pH tanah H2O yaitu 3,8 yang berarti tanah ini
memiliki kriteria sangat masam. Pada larutan KCl, pH tanah adalah 3,6 yang juga
berarti tanah tersebut memiliki kriteria sangat masam. Semua penetapan kadar pH
tanah pada sampel tanah yang diamati semuanya memiliki kriteria tanah yang sama
baik top soil maupun sub soil, yaitu tanah memiliki kriteria sangat masam. Penetapan DHL,
tanah dilaksanakan berdasarkan tahanan listrik antara elektrode-elektrode
paralel yang dicelupkan dalam suspensi. Sampel tanah dari top soil adalah 63 ms cm-1
dan untuk tanah dari sub soil adalah 188 ms cm-1.
Daftar
Pustaka
http://word press.com. 2010. TANAH
(pH TANAH) « TANI MUDA.htm (diakses tanggal 19 November 2011).
http://blogspot.com. 2009. LESTARI ALAM REAKSI TANAH (pH)
.htm (diakses tanggal 19 November 2011).
http://wikipedia.com.2010. Penetapan daya hantar listrik. (diakses tanggal 20 November 2011).
Nasution, IZ. 2008. Penetapan daya
hantar listrik. USU: Sumatera Utara.
Tim Pengasuh Praktikum. 2011. Petunjuk
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. FP UNIB: Bengkulu.
http://muhammadalialfi.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-dasar-dasar-ilmu_6073.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan memberi masukan saran & kritik
demi memajukan blog kami
maree tinggalkan jejak
jangan sungkan-sungkan berkunjung lagi ...