LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
ACARA 2
HUKUM MENDEL II
|  | 
NAMA : KURNIA ANDRY SETYAWAN
NPM                    : E1J011029
Shift 2                  : Senin
(10.00-11.40)
Kelompok             : 1 (Satu)
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012 
BAB I 
PENDAHULUAN
1.1    
Dasar
Teori
Hukum mendel II dikenal pula
sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara Bebas. Menurut hukum ini,
setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun
demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen yang lain yang bukan
termasuk alelnya. (Syamsuri, 2004).
Hukum Mendel II dikenal disebut
hukum pengelompokan gen secara bebas, dalam bahasa inggris the law of
independent Assortment of genes. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari
sepasang alel memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan reduksi (
meiosis ) pada waktu pembentukan gamet-gamet. Oleh karena itu pada contoh
dihibrid itu terjadilah 4 macam pengelompokan dari dua pasang gen yaitu:
·       Gen
B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK
·       Gen
B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet Bk
·       Gen
B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet bK
·       Gen
B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet bk
Hukum
Mendel 2 ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan
dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji (bulat+keriput)
dan warna biji (kuning+hijau). Pada persilangan antara tanaman biji bulat warna
kuning dengan biji keriput warna hijau diperoleh keturunan biji bulat warna
kuning. Karena setiap gen dapat berpasangan secara bebas maka hasil persilangan
antara F1 diperoleh tanaman bulat kuning, keriput kuning, bulat hijau dan
keriput hijau.
Hukum mendel II menyatakan bahwa
bila dua individu
mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara
bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel
dengan gen
sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang
menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling
memengaruhi.(Wiki, 2011).
Perhatikan
analisis papan catur di bawah ini tentang persilangan tanaman ercis (Pisum Sativum) dengan dua sifat beda
(dihibrida). Tanaman ercis biji bulat warna kuning disilangkan dengan biji
keriput warna hijau. Keturunan pertama semuanya berbiji bulat warna kuning.
Artinya, sifat bulat dominan terhadap sifat keriput dan kuning dominan terhadap
warna hijau. Persilangan antar F1 mengasilkan keturunan kedua (F2) sebagai
berikut: 315 tanaman bulat kuning, 101 tanaman keriput kuning, 108 tanaman
bulat hijau dan 32 keriput hijau. Jika diperhatikan, perbandingan antara
tanaman bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau : keriput hijau adalah
mendekati 9:3:3:1.
P : BBKK (bulat, kuning) X bbkk (keriput, hijau)
F1        : BbKk (bulat, kuning)
F1XF1 : BbKk (bulat, kuning) X BbKk (bulat, kuning)
Gamet             : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
Gamet-gamet
ini dapat berpasangan secara bebas (Hukum Mendel II) sehingga F2 dapat
digambarkan sebagai berikut:
| 
Gamet | 
BK | 
Bk | 
bK | 
bk | 
| 
BK | 
BBKK 1 | 
BBKk 2 | 
BbKK 3 | 
BbKk 4 | 
| 
Bk | 
BBKk 5 | 
BBkk 6 | 
BbKk 7 | 
Bbkk 8 | 
| 
bK | 
BbKK 9 | 
BbKk 10 | 
bbKK 
11 | 
bbKk 12 | 
| 
bk | 
BbKk 13 | 
Bbkk 14 | 
bbKk 15 | 
bbkk 16 | 
Keterangan:
Tanaman bulat kuning : 1,2,3,4,5,7,9,10,13 jumlah 9
Tanaman
keriput kuning : 11,12,15 jumlah 3
Tanaman
bulat hijau : 6,8,14 jumlah 3
Tanaman
keriput hijau : 16 jumlah 1
Jadi,
perbandingan homozigot terdapat pada kotak nomor 1,6,11 dan 16 sedangkan
lainnya heterozigot.
Bastar konstan atau individu baru terdapat pada kotak nomor 6 dan 11.
Bastar konstan adalah keturunan homozigot yang memiliki sifat baru (berbeda
dengan kedua induknya), sehingga dalam persilangan antar sesamanya tidak
memisah, konstan. (Syamsuri, 2004).
1.2    
Tujuan Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk menentukan perbandingan fenotipe menurut hokum mendel pada
persilangan dua sifat beda (dihibrida).
BAB II
BAHAN
DAN ALAT
2.1  Bahan dan Alat
       Adapun bahan dan alat yang digunakan
pada praktikun ini adalah: 
§  Kancing genetic 4 warna
§  Dua buah stoples
2.2   Cara Kerja
Adapun
cara kerja pada praktikum ini adalah:
Ø Ambil sepasang model gen merah,
putih, kuning, dan hijau. Dalam hal ini warn gen merah (B) pembawa sifat untuk
biji bulat dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk biji keriput.
Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk biji kuning dan
dominan terhadap warna hijau (k) pembawa sifat untuk biji warna hijau.
Ø Bukalah pasangan gen tersebut
diatas. Hal ini dimpamakan sebagai pemisah gen pada saat pembentukan gamet dari
kedua induk. Pada proses ini di asumsikan bahwa fertilisasi terjadi secara
acak.
Ø Tentukan kombinasi genotype yang
terbentuk pada F1.
Ø Buatlah pasangan model gen untuk
meneruskan macam gen yang ter bentuk pada F1. Harus diingat bahwa 1 pasang gen
dianggap satu macam gamet.
Ø Buatlah model gamet yang sama
seperti diatas (langkah 4). Masing-masing 16.
Ø Delapan pasang dari masing-masing
pasangan model gen (gamet) masukkan kedalam stoples I dan 8 pasangan lagi ke
toples II. Kocok atau aduk hingga bercampur dengan baik.
Ø Secara serentak dan acak, ambil
model gamet dari masing-masing stoples tersebut, lalu pasangkan guna menentukan
kombinasi genotipe nya.
Ø Catat hasil kombinasi yang
didapatkan. Bila stoples I terambil model gen (gamet) pasangan putih-kuning
(bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka kombinasi genotipenya
adalah BbKk. Demikian seterusnya.
Ø Pasangan yang terambil kembalikan ke
stoples masing-masing dan lakukan pengambilan sebanyak 32 kali dan 64 kali.
BAB III
DATA
DAN HASIL
Tabel 1. Nisbah Pengamatan Fenotipe
| 
Fenotipe | 
Genotype | 
Frekuensi
  genotype | 
Frekuensi
  fenotipe | ||
| 
32x | 
64x | 
32x | 
64x | ||
| 
Bulat-kuning | 
BBKK 
BBKk 
BbKK 
BbKk |   IIII 
III  IIII IIII |  IIII   IIII IIII IIII  IIII II   IIII IIII | 
18 | 
36 | 
| 
Bulat-hijau | 
BBkk 
Bbkk |  IIII 
II | 
IIII   IIII IIII | 
7 | 
14 | 
| 
Keriput-kuning | 
bbKK 
bbKk | 
II 
III |   IIII IIII 
II | 
5 | 
12 | 
| 
Keriput-hijau | 
bbkk | 
II | 
II | 
2 | 
2 | 
| 
Total  | 
32 | 
64 | 
32 | 
64 | |
Tabel 2.
Perbadingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah
Harapan/teoritis/expected (E)
| 
Fenotipe | 
Pengamatan | 
Harapan | 
deviasi | |||
| 
32
  x | 
64
  x | 
32
  x | 
64
  x | 
32
  x | 
64
  x | |
| 
Bulat-kuning | 
18 | 
36 | 
18 | 
36 | 
0 | 
1 | 
| 
Bulat-hijau | 
7 | 
14 | 
6 | 
12 | 
1 | 
2 | 
| 
Keriput-kuning | 
5 | 
12 | 
6 | 
12 | 
-1 | 
0 | 
| 
Keriput-hijau | 
2 | 
2 | 
2 | 
4 | 
0 | 
-2 | 
| 
Total | 
32 | 
64 | 
32 | 
64 | 
0 | 
0 | 
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari percobaan yang dilakukan kali
ini dilakukan persilangan dihibrid (persilangan dengan dua sifat beda) yaitu
antara bentuk dan warna biji. Dalam hal ini warna gen merah (B) pembawa sifat
untuk biji bulat dan dominan terdapat putih (b) pembawa sifat untuk biji
keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk warna biji
kuning dan dominan terhadap wartna hijau (k) pembawa sifat untuk warna biji
hijau.
Persilangan antara biji bulat
berwarna kuning (BBKK, yang diwakili kancing genetic berwarna merah dengan biji
keriput berwrna hijau (bbkk) diperoleh F1 yang berwarna bulat berwarna Kuning
(BbKk), karena biji bulat dan biji berwarna kuning bersifat dominan terhadap
biji keriput dan biji berwarna hijau. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya
(F1), maka diperoleh empat macam fenotipe yaitu Bulat-Kuning, Bulat-Hijau,
Keriput-Kuning, dan Keriput-Hijau. Dengan genotipe untuk Bulat-Kuning (1 BBKK;
2 BBKk; 3 BbKK dan 4 BbKk), Bulat-Hijau (1 BBkk; 2 Bbkk), Keriput-Kuning (1
bbKK; 2 bbKk) serta Keriput-Hijau (bbkk). Menurut hukum Mendel II, perbandingan
fenotipe untuk persilangan dihibrid pada F2 adalah 9:3:3:1.
Hasil dari percobaan yang
dilakukan, untuk pengambilan 32x diperoleh data rasio fenotifnya, yaitu sifat
Bulat-kuning sebanyak 18 kali, sifat Bulat-Hijau sebanyak 7 kali, dan sifat
Keriput-kuning sebanyak 5 kali dan keriput-hijau sebanyak 2 kali. Sehingga
diperoleh perbandingan 18:7:5:2 yang mendekati angka ratio 9:3:3:1. Dengan
deviasi 2 untuk Bulat-Kuning, 0 untuk Bulat-hijau, 1 untuk Keriput-Kuning -1
dan 0   untuk Keriput-Hijau. Deviasi menyatakan
besarnya penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan.
Untuk pengambilan 64x diperoleh
data rasio fenotifnya, untuk sifat Bulat-kuning sebanyak 36 kali, sifat
Bulat-Hijau sebanyak 14 kali, dan sifat Keriput-kuning sebanyak 12 kali dan
keriput-hijau sebanyak 2 kali. Sehingga diperoleh perbandingan 36:14:12:2 yang
mendekati angka ratio 9:3:3:1. Dengan deviasi 0 untuk Bulat-Kuning, 2 untuk
Bulat-hijau, 0  untuk Keriput-Kuning -2 dan
0 untuk Keriput-Hijau.
jika  hasil percobaan mendekati nilai teoritis
dapat disebut data yang diambil itu bagus, dan tak ada faktor lain yang mengganggu.
Tapi kalau perbangdingan O/E makin menjauhi angka 1, data itu buruk, dan
pernyataan fenotif tentang karakter yang diselidiki berarti dipengaruhi oleh
faktor lain.
BAB I 
KESIMPULAN
 Dari praktikum yang
kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:
v  Hukum mendel II merupakan hukum
pengelompokan secara bebas
v  Gen yang bersifat dominan akan
menutupi gen yang bersifat resesif
v  Persilangan dihibrid menghasilkan
keturunan dengan perbandingan fenotipe 9:3:3:1
v  Tujuan
dari persilangan dua sifat beda adalah untuk mempelajari hubungan antara
pasangan-pasangan alela dari karekter tersebut. 
v  Hukum Mendel II ini hanya berlaku
untuk gen yang letaknya berjauhan. Jika kedua gen itu letaknya berdekatan hukum
ini tidak berlaku.
Jawaban
Pertanyaan
1.   
Ada berapa kombinasi genotipe yang
muncul dari persilangan tersebut?
Jawaban
:
Ada sembilan macam yaitu, BBKK,
BBKk, BbKK, BbKk, BBkk, Bbkk, bbKK, bbKk, bbkk
2.   
Tulis perbandingan fenotipe yang
diperoleh!
Jawaban
:
9 : 3 : 3 : 1.
3.   
Jelaskan prinsip persilangan yang
dilakukan diatas dengan kejadian di alam nyata?
Jawaban
:
Misalnya untuk memperoleh tanaman jeruk yang rasanya
manis dan berbuah banyak, maka disilangkanlah tanaman jeruk yang rasanya asam
dan berbauh lebat dengan tanaman jeruk yang rasanya manis dan berbuah sedikit.
Sehingga F2 yang terbentuk diharapkan tanaman jeruk yang rasanya manis dan
berbuah lebat.
DAFTAR
PUSTAKA
·        
Fandri. 2009. Hukum Mendel II. http://samudra-fox.blogspot.com/2009/05/hukum-mendel-1.html.
1 April 2012
·        
Suryati,
Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika
Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
·        
Syamsuri,
istamar dkk. 2004. Biologi. Jakarta:
Erlangga
·        
Wiki. 2011. Pewarisan Hukum Mendel. http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pewarisan
_Mendel. 29 Maret 2012

 
 
 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan memberi masukan saran & kritik
demi memajukan blog kami
maree tinggalkan jejak
jangan sungkan-sungkan berkunjung lagi ...