LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA 7
DOMINAN TAK PENUH






NAMA                : KURNIA ANDRY SETYAWAN

NPM                    : E1J011029
Shift 2                 : Senin (10.00-11.40)
Kelompok            : 3 (Tiga)

LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Dasar Teori

            Dominan suatu alel terhadap alel yang lain tidak selalu terjadi. Penampakan suatu gen dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan, umur, jenis kelamin, spesies, fisiologi, genetika dan faktor – faktor lainnya. Tidak adanya dominasi telah diketahui pada awal sejarah penelitian den. Perubahan dominasi in itimbul karena interaksi alel, baik antar alel pada lokus yang sama maupun pada lokus yang berbeda.Dominan DUA Aalele menghasilkan hasil yang sama, kecuali dalam keadaan tertentu, allele resesip tidak manghasilkan sesuatu. Heterosigot menghasilkan jumlah yang lebih sedikit darupada homosigot dominan, tetapi lebih banyak dari pada homosigot resesif.
Dominan tak penuh disebut juga sebagai pastial dominan atau incomplete dominance. Pada acara 1 dan 2 (Mendel I dan Mendel II), prinsip Mendel dipraktekkan secara simulasi menggunakan kancing genetika dengan ekspresi gen dominan penuh (complete dominance). Incompolete atau partial dominan tak penuh yaitu ekspresi gen pada turunan berdasarkan pengamatan fenotip yang intermediat (antara) dari hasil silangan tetua dengan karakter yang berbeda dan kontras (seperti panjang ; pendek, besar ; kecil, merah ; putih, dsb). Sebagai contoh bunga kembang pukul empat dan anyelir warna merah disilangkan dengan bunga warna putih, maka F1-nya akan berwarna merh muda (pink). Disini terlihat bahwa baik merah atau putih (tidak dominan). Oleh karena warna merah diekspresikan sebagai warna merah muda (pink) pada F1, maka dominan muncul sebagai partial atau tak penuh. Fenotip ini dikontrol oleh pasangan alel yang keduanya tidak dominan, maka F2 mempunyai ratio sama dengan ratio genotipenya ( 1 merah : 2 pink : 1 putih).





1.2  Tujuan Pratikum

o   Mengetahui ekspresi gen partial dominance atau dominan tak penuh.
o   Melihat langsung ( melalui foto – foto ) hasil persilangan yang partial dominance


























BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM


2.1  Bahan dan alat
o   Over head projektor (OHP)
o   Transparansi

2.2   Cara kerja:
Mengamati dan mendiskusikan foto – foto hasil persilangan yang ditunjukkan melalui transparansi.




















BAB III
HASIL PENGAMATAN
































3.3 Persilangan antara cabe berbuah besar-panjang (TTBB) dengan cabe berbuah kecil-pendek (ttbb).
P TTBB X ttbb
(besar-panjang) (kecil-pendek)
F1 TtBb
F2
¼ B
è 1/16 TTBB è besar-panjang
¼ T 2/4 Bb
è2/16 TTBb è besar-sedang
¼ b
è 1/16 TTbb è besar-pendek

¼ B
è 2/16 TtBB è sedang-panjang
2/4 Tt 2/4 Bb
è 4/16 TtBb è sedang-sedang
¼ b
è 2/16 Ttbb è sedang-pendek

¼ B
è 1/16 ttBB è kecil-panjang
¼ t 2/4 Bb
è 2/16 ttBb è kecil-sedang
¼ b
è 1/16 ttbb è kecil-pendek









BAB IV
PEMBAHASAN

            Dari hasil pengamatan antara persilangan antara bunga Anyelir merah dan bunga anyelir putih, ditemukan bahwa hasil persilangan F1 semua bunga akan berwarna merah muda (pink). Disini terlihat bahwa baik merah maupun putih tidak ada yang dominan dan tidak ada yang resesif. Warna kedua parentalnya saling mempengaruhi. Oleh karena warna merah diekspresikan sebagai merah muda (pink) pada F1, maka dominan muncul sebagai partial atau tak penuh. Oleh sebab itu pada F2 rasio fenotipenya dan genotipenya sama yaitu 1 merah : 2 pink : 1 putih
Dari persilangan cabe berbuah besar dan pendek (G4) dengan cabe berbuah kecil dan panjang (G5) , diperoleh hasil tidak dominan terhadap besar maupun kecil dan buah panjang maupun pendek. Tapi hasil yang diperoleh lewat persilangan pada F1 didapat buah yang sedang (S45). Hal ini dapat membuktikan bahwa hasil yang diperoleh tidak identik dengan induknya tetapi membawa sifat kedua induknya yang saling mempengaruhi. Pada F2 nya sifat dari kedua induk akan muncul yaitu cabe yang berbuah besar-panjang dan cabe yang berbuah kecil-pendek
Dari hasil pengamatan antara bunga mawar merah dengan bunga mawar putih, didapat bahwa hasil persilangan F1 bunga akan berwarna merah muda (pink) semua. Disini terlihat bahwa baik merah atau putih (tidak dominan). Oleh karena warna merah diekspresikan sebagai warna merah muda (pink) pada F1, maka dominan muncul sebagai partial atau tak penuh. Fenotip ini dikontrol oleh pasangan alel yang keduanya tidak dominan, maka F2 mempunyai ratio sama dengan ratio genotipenya (1 merah : 2 pink : 1 putih).
.
.








BAB V
KESIMPULAN

o   Keadan lingkungan dapat sangat mempengaruhi penanpakan gen. Dalam kenyataan penampakan fenotife adalah akibat interaksi antara genotife dan lingkungan.
o   Dominan tak penuh atau partial dominan adalah eksperesi gen pada turunan berdasarkan pengamatan fenotip yang intermediet dari hasil persilangan tetua dengan karakter yang berbeda dan kontras.
o   Ekspresi dari gen partial dominan adalah gabungan antara sifat kedua induknya yang saling mempengaruhi (tidak ada dominan dan tidak ada resesif).
o   Hasil persilangan F1 bunga anyelir dan bunga pukul empat berwarna merah dan putih hasilnya akan berwarna merah muda (pink) semua.














DAFTAR PUSTAKA

Suryati, Dotti. 2012. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Welsh, James R.. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga

LINK :




andry

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budayakan memberi masukan saran & kritik
demi memajukan blog kami
maree tinggalkan jejak
jangan sungkan-sungkan berkunjung lagi ...