Laporan praktikum fisiologi tanaman ENZIM

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR FISIOLOGI TANAMAN
ACARA 1
“ENZIM”
 

NAMA : KURNIA ANDRY SETYAWAN

NPM : E1J011029


AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011


BAB I
Pendahuluan
1.1  Landasan Teori
Kecepatan reaksi kimia dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti suhu, ketersediaan air, dan enzim. Kehadiran enzim dapat mempercepat laju reaksi kimia di dalam tanaman hingga 1020kali. Kemampuan enzim dalam mempercepat reaksi kimia juga dipengruhi oleh banyak faktor.. Salah satu faktor itu adalah jumlah (konsentrasi) enzim. Apa peran enzim dan bagaimana pengaruh konsentrasi enzim terhadap laju reaksi kimia akan dikaji dan didemonstrasikan pada percobaan ini.
1.2  Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah mengkaji pengaruh konsentrasi enzim terhadap laju reaksi kimia di dalam tanaman.
BAB II
Tinjauan Pustaka
            Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik) (Wikipedia, 2010).
            Enzim atau biokatalisator merupakan katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Enzim adalah biomolekul berupa protein yang bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa. (Wikipedia, 2010)
            Enzim memiliki sifat-sifat yaitu :
1        Merupakan biokatalisator yang mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2        Thermolabil (mudah rusak jika dipanaskan pada suhu 60oC.
3        Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein masih melekat pada enzim.
4        Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya menjadi sangat cepat dan berulang.
5        Bekerja di dalam sel (endoenzim) dan diluar sel (ektoenzim).
6        Umumnya bekerja mengkatalis reaksi satu arah meskipun ada yang mengkatalis dua arah.
7        Bekerjanya spesifik, karena sisi aktif enzim setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
8        Umumnya enzim tidak bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor.
Macam-macam enzim berdasarkan tipe reaksi kimia yang dikatalisis, antara lain:
a         Enzim hidrolisis
b        Enzim oksidasi-reduksi
c         Fosforilase
d        Transferase
e         Karboksilase
Penghambatan aktivitas enzim ada dua tipe, yaitu :
1        Kompetitif : Zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan substrat sehingga dapat bergabung dengan sisi aktif enzim. Terjadi kopetisi antara substrat dengan inhibitor dengan sisi aktif enzim.
2        Non-Kompetitif : Zat penghambat menyebabkan struktur enzim rusak sehingga sisi aktifnya tidak cocok lagi dengan substrat. (Asnani, 2009)
Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh peroksisom dan aktif dalam melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2). Enzim katalase termasuk ke dalam golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat yang diikatnya (Wikipedia, 2010).

Cara kerja enzim dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu: Teori kunci gembok (enzim bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri dan komplemen yang sama persis sehingga bisa saling melekat) dan teori ketepatan induksi (enzim tidak merupakan struktur yang spesifik melainkan struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai substrat. Ketika substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk menyerupai substrat). Namun dalam implementasinya, teori pertama yang dianggap paling sesuai dalam menjelaskan cara kerja enzim. (Wikipedia, 2010)
BAB III
Bahan dan Metodelogi
3.1.Alat dan bahan
Bahan yang dipelukan dalam praktikum ini meliputi kecambah kacang hijau (Phaseolus radiata) berumur 3 hari, larutan amylum 0,4%, dan larutan JKJ. Adapun alat yang dipelukan dalam praktikum adalah penumbuk porselin, gelas ukur, tabung reaksi, centrifuge, dan lempeng penguji.
3.2.Prosedur Kerja
1.      Pilih 100 kecambah kacang hijau yang baik, tumbuk sampai halus dengan penumbuk porselin, lalu larutkan dalam 100 ml air suling di tabung reaksi.
2.      Lakukan sentrifugasi larutan yang ada di dalam tabung reaksi (Co-Ass akan menunjukkan caranya).
3.      Dengan pipet, ambil 5 ml larutan supernatant (larutan bening). Larutan ini disebut sebagai larutan supernatant dengan konsentrasi 100%. Letakkan larutan di dalam tabung reaksi. Tambahkan 2 ml larutan amylum ke dalam larutan supernatant. Pada saat pencampuran ini di tetapkan sebagai waktu nol.
4.      Tiap 30 detik, ambil satu tetes larutan (campuran supernatant dan amylase) letakkan di lempeng penguji. Teteskan larutan JKJ secepatnya. Hidupkan stopwatch, amati setiap perubahan warna dan catat waktu yang diperlukan.
5.      Ulangi langkah 3-4 sekali lagi.
6.      Siapkan larutan 75% sebanyak 20 ml (ambil 15 ml supernatant tambahkan 5 ml air). Ambil 5 ml dari larutan itu dan ditambah 2 ml larutan amylum. Pengamatan selanjutnya seperti pada no.4 dan no.5 diatas.
7.      Lakukanlah hal yang sama dengan larutan 50% (ambil 10 ml supernatant tambahkan 10 ml air) dan 25% (ambil 5 ml supernatant, tambahkan 15 ml air).
8.      Buatlah grafik dalam laporan saudara.
BAB IV
Hasil Pengamatan
4.1  Hasil
Table 1. Pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi.
Konsentrasi Larutan (%)
Perubahan
30 detik I
30 detik II
30 detik III
100
31
30
31
63
64
62
95
97
96
75
32
31
33
65
63
65
96
94
97
50
34
32
33
62
64
62
93
95
97
25
30
31
31
62
61
61
91
91
91
Keterangan :
·         Warna yang terjadi pada konsentrasi larutan 100%
30 detik I : Ungu
30 detik II : Agak ungu
30 detik III : Kuning
·         Warna yang terjadi pada konsentrasi larutan 75%
30 detik I : Putih
30 detik II : Putih ke kuning-kuningan
30 detik III : Kuning pekat
·         Warna yang terjadi pada konsentrasi larutan 50%
30 detik I : Kuning pekat
30 detik II : Kuning keunguan
30 detik III : Kuning
·         Warna yang terjadi pada konsentrasi larutan 25%
30 detik I : Ungu
30 detik II : Ungu
30 detik III : Ungu

BAB V
Pembahasan
5.1  Grafik
Grafik Percobaan I
Grafik Percobaan II
Grafik Percobaan III
5.2  Pembahasan
            Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa kacang hijau yang telah ditumbuk dan dilarutkan 100 ml air suling dan di sentrifugasi, selanjutnya larutan supernatant dengan konsentrasi 100% dan di tambahkan 2 ml larutan amylum, 30 detik pertama dilakukan uji coba yang hasilnya didapatkan selama waktu 30 detik I, yaitu 31 detik; 30 detik; 31 detik dengan perubahan warna yang didapat yaitu ungu. Pada 30 detik II, perubahan warna menjadi agak dengan catatan waktu 63detik; 64 detik; 62 detik. Setelah pada 30 detik III, didapatkan perubahan warna, yaitu warna kuning dengan catatan waktu 95detik; 97 detik; 96 detik.
            Setelah konsentrasi 100%, selanjutnya konsentrasi larutan supernatant yang telah dicampur amylum tadi diambil sehingga konsentrasinya 75% dan 15 ml supernatant ditambah 5 ml air. 5 ml dari larutan ini ditambah 2 ml larutan amylum. Pada 30 detik I, yaitu 32 detik; 31 detik; 33 detik menghasilkan warna putih. Setelah itu, terjadi perubahan warna pada 30 detik II, yaitu menghasilkan warna putih kekuningan pada larutan tersebut. Kemudian, pada 30 detik III, terjadi perubahan warna yang dihasilkan menjadi kuning pekat pada 96 detik; 94 detik; 97 detik.
            Kemudian, konsentrasi larutan sebanyak 50 %, didapatkan warna kuning pekat pada larutan dengan waktu 34 detik; 32 detik; 33 detik pada 30 detik I. Setelah dilakukan lagi, pada 30 detik II, terjadi perubahan warna dari kuning pekat menjadi kuning keunguan dengan catatan waktu 62 detik; 64 detik; 62 detik. Kemudian, pada 30 detik III dengan waktu 93 detik; 95 detik; 97 detik menghasilkan warna kuning.
            Kemudian yang terakhir adalah konsentrasi larutan 25% dengan 30 detik I dengan catatan waktu 30 detik; 31 detik; 31 detik dengan menghasilkan warna yang ungu. Pada 30 detik II dengan catatan waktu 62 detik; 61 detik; 61 detik menghasilkan warna yang sama, yaitu ungu. Dan Pada 30 detik III menghasilkan warna yang sama, yaitu ungu dengan catatan waktu 91 detik; 91 detik; 91 detik.
BAB VI
Kesimpulan
            Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa enzim merupakan biomolekul berupa protein yang bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam sel. Dalam suatu larutan yang telah dicampurkan (larutan supernatant dicampur amylum) akan menghasilkan reaksi yang saling ketergantungan satu sama lain. Setiap konsentrasi larutan akan bereaksi seiring berjalannya waktu, dan reaksi pada larutan bisa terjadi sangat cepat sehingga menghasilkan warna yang berbeda satu sama lain. suatu reaksi kimia yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro, D. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia
Lehninger, A.L. 1982. Principles of Biochemistry. New York: Worth Publisher, Inc.
Suharjo, Usman  K.J. 2012. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Universitas Bengkulu: Bengkulu.
http://andryunib.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-fisiologi-tanaman.html

andry

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budayakan memberi masukan saran & kritik
demi memajukan blog kami
maree tinggalkan jejak
jangan sungkan-sungkan berkunjung lagi ...